Kamis, 19 Agustus 2010

TATA CAHAYA

Dalam seni pertunjukan, tata cahaya berada dalam disiplin teknik produksi bersama dengan tata pentas, kriya panggung (stage craft) dan hal hal lain yang bersifat sebagai pendukung visual suatu pergelarlan.dalam perkembangan seni pertunjukan di Indonesia teknik produksi belum mendapat perhatian yang cukup bahkan dalam pendidikan kesenianpun tidakada jurusan yang membuka peminatan teknik produksi tersebut.

Dengan semakin banyaknya festival-festival seni pertunjukan diberbagai kota maka kebutuhan untuk mengemas pertunjukan menjadi sesuatu yang menarik dan lain dari penyajian kelompok lain, maka kebutuhan pemahaman teknik produksi tumbuh. Namun seringkali tumbuh kembangnya seni pertunjukan tidak seiring dengan berkembangnya gedung pertunjukan. Akustik ruangan, penataan cahaya dan tata teknik pentasnya seringkali tak memenuhi persyaratan minimal untuk suatu pertunjukan.

Dalam situasi seperti itulah para pekerja dibelakang panggung merekayasa agar pertunjukan menjadi sesuau yang berarti dan punya sumbangan dalam perkebangan seni pertunjukun.

Studi-studi yang dilakukan oleh para pekerja belakang panggung pada umumnya dilakukan sendiri oleh para pelaku itu sendiri atau bersama-sama dengan kelompoknya atau kalau beruntung bisa mengikuti lokakarya-lokakarya yang diadakan oleh lembaga-lembaga kesenian yang punya pehatiandan keprihatinan terhadap perkembangan dunia seni pertunjukan.

Seorang penata cahaya disamping harus studi tentang teks, koreografi dan seni visual yang lain harus memahami tentang aspek teknik dari peralatan-peralatan yang akan menjadi media ekspresinya dan memahami karakter dari bentuk panggung dan auditoriumnya. Pemahaman teks bisa dipahami dengan mempelajari sejarah dan genre dari gaya pertunjukkannya. (buku-buku Yacob Sumarjo, Asrul Sani, Rendra, PW, NR, KA, dll). Pemahaman tentang tata teknik pentas dan teknik menggambar dapat dibantu dengan penguasaan komputer (Beamlight, Write Light, Daslight, Corel, CAD, Vector Work, wyswyg).

STUDI TEKSTUAL

Mempelajari naskah naskah drama, puisi, cerpen dan prosa. Sasarannya adalah melatih kepekaan untuk melihat yang tersirat dalam teks itu, tangkas menyusun plot dan menemukan berbagai perubahan susasana, ruang, pikiran-pikiran para tokohnya dan menjalin struktur dramatiknya.

Dengan mempelajari latar belakang penulisnya maka akan ditemukan visi dari penulisnya yang bersangkutan. Karena inti dari penataan cahaya adalah membangun atmosfere bagi para tokoh yang sedang menghidupkan pentas. Tentu saja dalam hal ini diskusi dengan sutradara dan para pekerja artistik yang lain seperti penata set, dll menjadi suatu keharusan. Keputusan terahkir adalah pada sutradara.

STUDI PENTAS DAN AUDITORIUM

Karakter dari pentas amat bergantung pada auditoriumnya dan masing masing pentas mempunyai aura yang amat spesifik. Secara umum dapat dibagi menjadi 3 bentuk yang berbeda, yaitu:

1. Pentas Proscenium

Bentuk pentas dimana penonton dengan pentasnya dipisahkan oleh orkestra pit dan penonton melihat dari satu arah saja. Pentasnya diberi frame seperti kamar yang dinding keempatnya dibuka. (Wayang Orang, Kethoprak)

1. Pentas Arena.

Bentuk pentas dimana pentas dan penontonnya berada dalam satu atap. Penonton melihat pentas dari berbagai sisi yang pada umumnya 3 sisi. Variasinya amat banyak seperti tapal kuda, lingkaran (theatre in round) dll.

1. Trust

Gabungan antara pentas proscenium dengan teater arena. ( Sasono Langen Budoyo).

Dari sekian banyak variasi pentas, prosceniumlah yang palik banyak memerlukan peralatan pendukung untuk membuat para penyaji betul-betul menjadi pusat perhatian para penontonnya.

STUDI TATA CAHAYA.

Studi utama dari penataan cahaya adalah alam beserta seluruh isinya. Karena penataan cahaya diatas pentas adalah peniruan dari apa yang terjadi di alam semesta raya ini. Dari sumber cahayanyadapatlah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Cahaya Langsung

Cahaya yang berasal dari matahari dengan segala pantulannya.

1. Cahaya Tak Langsung

Cahaya yang berasal dari bulan dengan segala macam pantulannya.

Aplikasi dari sumber pencahayaan alam tersebut diatas pentas menjadi sebagai berikut:

- Key Light

Cahaya utama yang berasal dari lampu-lampu type profile, lekolite maupun ellipsoidale. Karakter cahayanya tajam dengan pendaran cahaya yang dapat dibuat amat tajam maupun menyebar karena adanya lensa planno convex yang dapat diatur jaraknya dengan sumber cahaya. Biasanya digunakan untuk mencahayai wilayah yang khusus dan pemakaian yang spesial.

- Fill Light

Cahaya pengisi yang berasal dari lampu-lampu fresnell dan flood. Karakter cahayanya lembut dan merata dari pusat hingga pinggir, karena sumber cahayanya dipecah oleh lensa sperikel, namun cahayanya dapat dipusatkan maupun disebar dengan mengatur jarak lensanya dengan sumber cahayanya. Biasanya digunakan untuk mendapatkan suasana dengan menyiram panggung dengan warna- warna hangat maupun dingin.

Untuk mencapai hasil yang maksimal tentang system tata cahaya, penata cahaya harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sistem jaringan listrik dan sgala aturan keselamatan pemasangan listrik.

Distribusi cahaya menjadi bagian yang penting dalam perencanaan tata cahaya agar seluruh wilayah permainan dapat tercahayai, sehingga perubahan gerak dan ekspresi wajah dapat diamati oleh penonton dengan baik. Melihat posisinya terhadap pentas, maka pencahayaan dapat dibagi menjadi:

- Front Light

Cahaya yang berasal dari depan pentas yang bertujuan untuk membuat wajah dapat terlihat dari penonton. Jarak sumber cahaya dan objek cukup jauh maka diperlukan profile, lekollite, ellipsoidale agar cahaya dapat dikendalikan, karena dengan menggunakan shutter cahaya yang menerpa dinding proscenium dapat dihilangkan

- Over Head

Cahaya berasal dari atas kepala pemain dengan tujuan mencahayai area panggung dari atas. Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahaya tegak lurus diatas kepala pemain (downlight) meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tidak tersalur akibat posisi tersebut. Karena jarak yang tidak terlalu jauh,type Fresnell dan Plano Convex (PC) menjadi pilihan. Namun karena pertimbangan ekonomis PAR CAN Medium menjadi alternatif.

Down Light

Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahay tegak lurus diatas kepala pemain, meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tak tersalur akibat posisi tersebut. PC, Fresnell dan Lekolite menjadi pilihan, namun PAR CAN Very Nerrow dapat menjadi alternatifnya.

- Back Light

Cahaya yang berasal dari belakang pemain yang membuat bagian atas pemain menjadi lebih terang dibanding bagian lain, dengan demikian pemain seakan-akan tidak menempel dengan backdrop. Fresnell dan PAR Can Medium menjadi pilihannya.

- Side Light

Cahaya berasal dari damping yang berguna mencahayai sisi kiri atau kanan pemain. Cahaya ini amat dibutuhkan untuk karya tari utamanya balet karena banyak gerakan angkat kaki dan lompat.

- Cyclorama

Cahaya yang lembut dari atas (upper horizone) dan dari lantai panggung ( lower horizone) yang berfungsi memberikan cakrawala dan perubahan-perubahan suasana. Flood dan Striplight dengan berbagai variasinya menjadi pilihan.

Setelah melakukan riset atas kebutuhan artistik yang dikehendaki sutradara dan melakukan pendataan atas pentas yang akan digunakan untuk pertunjukan, mengamati latihan, mengukur lamanya perubahan dari satu adegan yang lain maka mulailah pekerjaan mendesain light plot. ( Denah panggung, lighting template, Vector Work, CorelDraw, CAD, Daslight dll)

Hasil Kerja penata cahaya (paper work) berupa:

Light Plot:

Berupa gambar penempatan posisi lampu, type, no channel/dimmer, warna dan arah lampu, jarak.

Hook Up Channel:

Berupa list yang memberi informasi no channel.

Instrument Schedule:

Berupa list yang memuat informasi penempatan dan type lampu.

Magic Sheet:

Berupa List yang memberi informasi kelompok warna, area dan no channel guna memudahkan ketika membuat Cue Sheet.

Cue Sheet:

Berupa list yang memuat daftar no channel, intensitas dan lamanya perubahan tiap tiap cue.

Pelaksanaan persiapan pementasan biasanya diatur jadwalnya ole Stage Manager (SM), biasanya urutannya adalah pemasangan set, penataan lampu dan penataan suara. Seringkali nyaris dilakukan bersamaan karena masa persiapan yang amat singkat. Tangan dingin dan keceriaan serta ketegasan SM akan membuat situasi ini menjadi mudah.

Tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh team tata cahaya setelah berkoordinasi dengan SM grup maupun SM dari gedung yng bersangkutan adalah sebagai berikut:

Instalasi:

Pekerjaan menggantung lampu sesuai type dan posisinya, memasang instalasi sesuai no chanell yang dikehendaki.

Trim:

Menempatkan posisi lampu (batten) pada ketinggian yang dikehendaki.

Channel List:

Mencek no channel apakah sudah sesuai dengan hook up.

Focusing:

Mengarahkan cahaya ke area yang dikehendaki sekaligus memasang filter lampu.

Plotting:

Menyusun lighting cue bersama dengan para pemain dan sutradara agar area, suasana, intesitas sesuai dengan kehendak sutradara. Pada proses ini seringkali terjadi proses diskusi yang amat seru sehingga memakan waktu yang lama.

Dry Rehearsal:

Latihan seluruh aspek teknik yang diperlukan dalam pertunjukan, pergantian set, perubahan lampu dan efek-efek suara dipandu oleh SM namun tanpa pemain. Seringkali disebut juga Technical Rehearsal.

Dress Rehearsal

Latihan lengkap seluruh aspek pemanggungan, pemain dengan make up dan busana lengkap dari awal hingga ahkir. Seringkali gladi ini dijual kepada publik dengan harga yang lebih murah dari hari pertunjukannya, juga untuk keluarga para pemain dan wartawan untuk melihat bagaimana respon penonton. Komando dilakukan oleh SM beserta para crew yang sudah terbagi sesuai tanggung jawab yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar